Selasa, 12 Mei 2009

Bagaimana sich cara membuat Facebook???


Panduan Cara Membuat Account Facebook

1. Masuk ke halaman muka facebook
2. Ketemu 5 kolom bertajuk Sign Up - it’s free and anyone can join? Ok, isi kolom tersebut.
3. Nama lengkap anda di kolom Full Name
4. Alamat e-mail (Yang anda gunakan) di kolom Your Email
5. Password yang anda inginkan di kolom New Password
6. Jenis kelamin anda di I Am, Male untuk laki - laki dan Female untuk perempuan
7. Tanggal lahir anda di birthday
8. Klik Sign Up.
9. Setelah menklik sign up, anda akan derikan sebuah captcha, atau image verification. Satu metoda untuk memastikan apakah anda benar - benar manusia atau hanya spambot, program spamming. Sekarang, perhatikan tulisan acak yang tertera, lalu tuliskan di kolom Text in the box. Klik sign up lagi

Security Check, memastikan anda adalah manusia. Ketikkan dalam boks tulisan acak yang anda lihat

Security Check, memastikan anda adalah manusia. Ketikkan dalam boks tulisan acak yang anda lihat

Setelah prosedur ini, halaman berisi terima-kasih-untuk-sign-up-selanjutnya-cek-email-anda akan muncul . Sekarang, buka account e-mail anda.
Sebentar, Tidak bisa sign up facebook? Anda ditolak oleh Facebook?

Facebook memiliki sistem verifikasi penamaan yang cukup ketat. Mereka (sebenarnya) hanya mengizinkan penggunaan nama asli anda sebagai display name. Jika anda menggunakan nickname, terutama yang mengandung unsur numerik, atau menggunakan font besar kecil menyebalkan ala abg s3P3rt1 iN1, siap - siap mengisi kolom lagi karena permintaan aplikasi sebagai anggota anda akan ditolak.

Ok, sekarang sudah masuk account email anda?

Sudah menerima e-mail verifikasi dari facebook?

Sekarang buka emailnya, dan klik link yang diberikan pada e-mail tersebut

Voila! Anda dibawa ke sebuah halaman facebook! Account facebook anda sudah jadi! :D

Well, facebook berusaha membuat aplikasinya senyaman mungkin digunakan. Maka dari itu, halaman pertama yang anda jumpai sekarang adalah halaman getting started. Panduan memulai untuk facebook.
Memulai Aktifitas Anda di Facebook

1. Sekarang, anda di hadapkan dengan fitur “import friend” dari account e-mail anda. caranya mudah, cukup tulis alamat email dan password anda. Tapi jika anda enggan, lewati saja dengan menekan link skip this step di bawah
2. Sekarang, anda di hadapkan dengan form Fill Out Yor Profile Info. Isi informasi anda mengenai sekolah, universitas, dan tempat kerja anda, hal ini akan memudahkan fitur “friend finder” nantinya
3. Setelah langkah kedua, anda akan diberikan form kosong untuk memilih network. Network di facebook merupakan fitur pembagian yang serius, dan jangan main - main dengan hal ini. Klik link other countries di bawah kolom, lalu pilih Indonesia. Klik Join.

Well Done! Proses mendaftarkan diri anda ke facebook sudah beres. Memahami panel facebook dapat anda lakukan seiiring dengan perjalanan waktu. Namun secara garis besarnya, pemahaman dasar mengenai panel - panel facebook akan kita bahas di post selanjutnya.

Sekarang, anda bisa mulai bereksperimen dengan berbagai fitur facebook. Mulai dari mana?

* Mulai dengan mengisi profile anda, agar orang lain dapat menemukan anda dengan mudah
* Mulai cari teman anda, dan tambahkan ke friendlist! kita akan melakukan networking kan? ;)

Halaman awal facebook anda yang kosong. Segera isi agar anda dapat dikenali oleh yang lain

Halaman awal facebook anda yang kosong. Segera isi agar anda dapat dikenali oleh yang lain
Info tambahan : Facebook sudah mensupport bahasa! Buat Account Facebook Anda berantarmuka bahasa

Well, untuk anda yang kurang mahir berbahasa inggris, tidak perlu takut dan resah, apalagi gelisah (*halah). Facebook sudah mensupport bahasa nasional kita, dan hasilnya cukup bagus. :D
Cara membuat account facebook anda berantarmuka bahasa

1. Lihat di bagian bawah halaman. Ada tulisan English (US)?
2. Klik link tersebut, akan muncuk sebuah dropdown
3. Klik pilihan Bahasa Indonesia
4. Voila! Sekarang tampilan facebook anda sudah berbahasa indonesia. :D

Mudah kan? ;)

Minggu, 10 Mei 2009

Kiat mempercantik wajah dengan TAHAJJUD


Siapa yang tidak ingin tampil cantik? Kecantikan merupakan merupakah satu hal yang sangat diinginkan oleh para wanita. Mereka para kaum Hawa itu banyak yang telah mencoba berbagai kiat, baik dengan menggunakan berbagai kosmetik, pemutih atau menggunakan lulur, ekstrak bengkoang dan lain-lain agar wajahnya putih alami dan berseri.

Terlepas dari keberhasilan semua trik-trik di atas yang notabene masih dipertanyakan terlebih lagi mengandung zat-zat kimia yang berbahaya, kenapa tidak menggunakan kiat yang satu ini?

Apa kiatnya? Yaitu shalat tahajjud di malam hari.

Berkata Imam Ibnul Qayyim, Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya Ada sebagian istri yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus.Demikian yang dituliskan oleh Mahmud Mahdi Al-Istanbuli di bukunya Kado Perkawinan halaman 312 ketika mengutip perkataan Ibnul Qayyim di buku Raudha Ath-Thalibin. [1]

Perlu juga diingat bahwa kiat ini bukan cuma monopoli kaum Hawa saja, kaum Adam pun perlu juga menerapkannya.

Keutamaan Shalat Tahajjud
Disamping hikmah diatas yang bisa di dapat dari melaksanakan shalat malam, shalat malam ini pun mempunyai keutamaan yang lain. Bahkan inilah yang lebih penting.

1. Allah akan mengangkat ke tempat yang terpuji, dalilnya adalah
“Dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.(Al Israa : 79).

2. Shalat malam dapat mendekatkan diri kepada Allah dan dapat menghapuskan dosa, dalilnya adalah
Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam karena shalat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa. (HR. Tirmidzi no. 3549, Al Hakim I/380, Baihaqi II/502. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwaa Al Ghalil II/199/no. 452). [2]

3. Kemuliaan orang beriman ada pada shalat malam
Jibril berkata, Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada dengan shalat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain. (Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831). [3]

Shalat malam yang paling utama adalah pada sepertiga malam yang terakhir. Pada saat ini doa akan dikabulkan oleh Allah. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi pernah bersabda:

Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni.Demikianlah keadaannya hingga fajar terbit. (HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758). [4]

Bagaimana Agar Bisa Shalat Tahajjud?
Shalat malam termasuk ibadah yang berat, karena di saat kita terlelap dan masih mengantuk maka kita harus bangun untuk shalat. Berikut beberapa sebab agar kita dimudahkan untuk melaksanakan shalat malam.

1. Berusaha untuk tidur di awal malam dan menjauhkan diri dari begadang. Rasulullah membenci tidur sebelum Shalat Isyaa dan berbicara sesudah Shalat Isyaa. [5]

2. Ketika akan tidur, perhatikan adab-adab tidur, misalnya membaca doa sebelum tidur, membaca ayat kursi, membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah, membaca Surat Al Kaafirun, dll. [6]

3. Tidur sebentar di siang hari

4. Meninggalkan kemaksiatan, dosa dan perbuatan bid’ah

5. Berkeinginan kuat untuk shalat malam

6. Memasang jam beker. Bisa juga dengan saling membangunkan istri, suami, dan keluarga. Bahkan bisa dengan saling membangunkan tetangga atau teman dengan menelpon melalui handphone-nya

Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh.

Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.

A. Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud

  1. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
  2. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
  3. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh.


B. Niat shalat tahajud:

Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”


C. Doa yang dibaca setelah shalat tahajud:

Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.

Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”

Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:

Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, waass’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah.

Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-Mulah segala puji, pemancar cahay langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-Mu adalah benar, dan surge adalah haq, dan neraka adalah haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan sebelumnya, baik yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan ynag terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul alamin. Tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah.”


D. Setelah itu, perbanyaklah membaca istigfar sebagai berikut:


Astagfirullaahal azhim wa atuubu ilaiih

Artinya: “Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya”


E. Keutamaan Shalat Tahajud

Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat.” (HR Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad saw:

“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)

Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:

Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (QS Al-Isra’: 79)


Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR Muslim dan Ahmad)

“Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR Ahmad)


F. Kiat Mudah Shalat Malam/Qiyamullail

Agar kita diberi kemudahan bangun malam untuk melakukan shalat malam, cobalah tips-tips berikut ini:

  1. Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur terlalu lelap.
  2. Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur.
  3. Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”
  4. Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk melaksanakannya.
  5. Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
  6. Baik juga jika janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone.
  7. Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
  8. Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.

Shalat Dhuha


Hukum Shalat Dhuha

Shalat Dhuha hukumnya sunnah muakkad karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya, menganjurkan para sahabat beliau untuk mengerjakannya. Dalam Hadits Abu Darda, ia berkata, “Kekasihku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) mewasiatkan tiga hal yang tidak akan saya tinggalkan selama saya hidup, puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidak tidur kecuali saya shalat witir dahulu.” (HR. Muslim)

Keutamaan Shalat Dhuha

Dalam hadits Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada setiap pagi, tiap-tiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah. Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi sedekah. Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa menjadi sedekah. Setiap amar ma’ruf nahi munkar juga bisa menjadi sedekah. Semua itu bisa digantikan dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha.” (HR. Muslim)

Waktu Shalat Dhuha

Waktu shalat Dhuha dilakukan pada mulai meningginya matahari satu tombak hingga sebelum matahari berada ditengah langit, sebelum tergelincir. Namun yang lebih utama, dilakukan pada saat matahari sedang terik menyengat.

Barangsiapa yang melakukan shalat Dhuha setelah matahari meninggi hingga satu tombak, maka tidak mengapa. Namun jika melakukannya ketika panas matahari terik sebelum waktu yang dilarang shalat, maka itu lebih utama.

Jumlah Rakaat Shalat Dhuha

Mengenai jumlah rakaat shalat Dhuha, tidak ada batasannya menurut pendapat yang benar. Dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa melakukan shalat Dhuha empat rakaat. Sedangkan pada hadits Aisyah lainnya, disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa melakukan shalat Dhuha empat rakaat atau lebih bila dikehendaki oleh Allah. (HR. Muslim)

Shalat Berjama'ah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih tinggi nilainya dua puluh tujuh kali lipat daripada shalatnya sendirian.” (HR. Muslim)

Sejarah

Mengerjakan shalat lima waktu berjama’ah mulai disyari’atkan di kota Mekkah setelah turunnya perintah mengerjakannya. Pada mulanya, shalat berjama’ah bukanlah perkara yang sangat ditekankan, hanya sebatas disyari’atkan, dan belum diwajibkan. Setelah Allah Ta’ala mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam, Allah mengutus malaikat Jibril pada hari itu juga untuk mengajari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam waktu-waktu shalat dan tata cara pelaksanaannya. Malaikat Jibril langsung mengimami Rasulullah di Baitul Al-Haram sebanyak dua kali.

Abdurrazaq meriwayatkan dalam Mushannaf-nya, dari Ibnu Jureij bahwa ia berkata, “Nafi’ bin Jubair dan yang lainnya berkata, ‘Pada pagi hari sepulang dari Isra’ Mi’raj, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikejutkan dengan kedatangan malaikat Jibril ketika matahari mulai tergelincir. Oleh sebab itu, disebut sebagai shalat al-uulaa. Jibril memerintahkan agar shalat ditegakkan dan dikumandangkan pada manusia “Ash-Shalaatu Jaami’atan”. Para sahabat pun berkumpul. Malaikat Jibril mengimami Rasulullah, sementara Rasulullah mengimami para sahabat dengan memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir. Kemudian Jibril mengucapkan salam sebagai pertanda shalat selesai diikuti oleh Rasulullah yang juga mengucapkan salam pertanda shalat selesai. Begitu pulalah ketika mengerjakan shalat ashar, mereka melakukannya seperti yang dilakukan pada saat mengerjakan shalat dzuhur. Kemudian malaikat Jibril turun di awal malam, dan memerintahkan agar menyerukan “Ash-Shalatu Jaami’atan”. Malaikat Jibril mengimami Rasulullah shalat. Jibril membaca surat yang panjang dan memanjangkan dua rakaat pertama serta mengeraskan bacaan dan memendekkan dua rakaat terakhir. Kemudian Jibril mengucapkan salam pertanda shalat selesai diikuti oleh Rasulullah yang juga mengucapkan salam pertanda shalat selesai.’”

As-Suheili berkata dalam kitab Ar-Raudhul Anif, “Para penulis kitab Shahih sepakat bahwa kisah ini, yakni kisah Jibril mengimami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terjadi pada pagi hari sepulang beliau dari Isra’ Mi’raj, yaitu lima tahun setelah diangkat menjadi nabi.”

Rasulullah mengerjakan shalat bersama sejumlah sahabat dalam beberapa kesempatan namun balun lakukan setiap waktu. Beliau pernah mengerjakan bersama Ali bin Abi Thalib di rumah Al-Arqaam, shalat bersama Ummul Mukminin Khadijah, yakni setelah malaikat Jibril mengimami beliau shalat.

Akan tetapi, kala itu shalat jama’ah belumlah ditekankan. Shalat jama’ah baru disyari’atkan di Madinah setelah hijrah. Kemudian, shalat jama’ah menjadi syi’ar agama Islam. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa ia berkata, ”Ketika kaum muslimin tiba di Madinah, mereka berkumpul untuk menunggu waktu shalat tanpa ada seruan ataupun panggilan. Pada suatu hari mereka berbincang-bincang tentang masalah tersebut. Sebagian mereka mengusulkan agar membuat lonceng seperti lonceng yang digunakan kaum Nasrani. Sebagian lagi mengusulkan agar membuat terompet sebagaimana yang digunakan kaum Yahudi. Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Mengapa kalian tidak memerintahkan saja seseorang untuk menyerukan shalat.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Wahai Bilal, bangkit dan kumandangkan azan shalat.’”

Abu Daud meriwayatkan dalam Sunan-nya dari jalur Abu Umeir bin Anas dari salah seorang bibinya dari kalangan Anshar bahwa ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan manusia untuk mengerjakan shalat. Ada yang mengusulkan kepada beliau, ‘Tancapkan saja bendera setiap waktu tiba shalat. Apabila manusia melihatnya, mereka saling memberitahu satu sama lainnya.’ Namun Rasulullah tidak tertarik dengan usul tersebut. Lalu ada yang menyebut-nyebut al-quna’ atau syabbuur, yakni terompet yang biasa digunakan oleh orang Yahudi. Ziyad berkata, ‘Yakni syabburu Yahudi.’ Namun beliau tidak tertarik dengan gagasan tersebut. Beliau mengatakan bahwa itu adalah ciri khas orang Yahudi. Lalu ada yang mengusulkan (dengan) membunyikan lonceng. Beliau berkata, ‘Itu merupakan ciri khas kaum Nasrani.’”

Melihat tidak satu pun usul diterima oleh Rasulullah, maka kembalilah Abdullah bin Zaid sambil memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh Rasulullah. Ia pun bercerita, “Wahai Rasulullah, saat itu aku antara sadar dan tidak, tiba-tiba datanglah seseorang menemuiku dan memperlihatkan kepadaku seruan azan.”

Dua puluh hari sebelumnya, Umar bin Khattab juga telah melihat mimpi yang sama, namun beliau tidak menceritakannya. Lalu ia menceritakan kepada Rasulullah mimpinya itu. Rasulullah berkata kepadanya, “Apa yang menghalangimu untuk menceritakannya kepadaku?” Umar menjawab, “Abdullah bin Zaid telah mendahuluiku, aku pun malu menceritakannya.” Maka Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, bangkitlah dan ikutilah apa yang didektekan Abdullah bin Zaid, lalu kumandangkanlah.”

Abu Bysr berkata, “Abu Umeir menceritakan kepadaku bahwa kaum Anshar yang menceritakan kepadaku bahwa kaum Anshar menduga bahwa sekiranya saat itu Abdullah bin Zaid tidak sedang sakit, niscaya Rasulullah mengangkatnya sebagai mua’adzin.”

Demikianlah azan disyari’atkan untuk pelaksanaan shalat lima waktu berjama’ah. Sudah selayaknya kapan saja seorang muslim jika mendengar azan supaya segera mendatanginya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sekiranya orang-orang tahu keutamaan menyambut seruan azan dan berada di shaf pertama, kemudian hal tersebut hanya dapat diraih (dengan) mengundi, niscaya mereka akan mengundi demi mendapatkannya.’” (HR. Bukhari).

Hikmah Disyari’atkannya Shalat Jama’ah

Kedudukan shalat dalam Islam merupakan wasilah yang paling ampuh dalam menghapus perbedaan status sosial antara kaum muslimin, menghilangkan sikap fanatik terhadap warna kulit, suku bangsa, dan nasab. Shalat berjama’ah mendorong seseorang untuk meninggalkan kebiasaannya yang suka menyendiri sehingga kaum muslimin dapat saling bergaul dan mengenal di antara mereka. Dengan demikian, akan tercipta rasa saling menyayangi dan persaudaraan yang mengakar kuat. Selain itu, shalat berjama’ah juga akan membimbing seseorang untuk hidup teratur dan disiplin.

Hukum Shalat Fardhu Berjama’ah dan Ancaman Meninggalkan Shalat Berjama’ah Tanpa Udzur

Shalat fardhu berjama’ah hukumnya fardhu ‘ain (bagi laki-laki). Ini merupakan pendapat dari Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari, Atha bin Abi Rabbah, Ibnu Khuzaimah, Al-Auza’I, dan merupakan pendapat mayoritas ulama Hanafiyah dan Hambaliyah.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Barangsiapa mendengarkan seruan azan, sedang tidak ada udzur yang menghalanginya (untuk) mengikuti shalat berjama’ah, maka tidak sah shalat yang dilakukannya sendirian.” Mereka berkata, “Apa itu udzur?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Rasa takut (tidak aman) atau sakit.” (HR. Abu Daud)

Diriwayatkan dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bilamana tiga orang yang tinggal di satu kota atau desa tidak menegakkan shalat berjama’ah, maka setan akan mempecundangi mereka. Hendaklah kalian selalu menegakkan shalat berjama’ah.” ( HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya shalat yang paling berat atas kaum munafiqin adalah shalat isya’ dan fajar. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan menghadirinya meskipun dengan merangkak. Sungguh betapa ingin rasanya aku memerintahkan orang-orang untuk shalat kemudian aku memerintahkan seseorang untuk mengimami mereka. Lalu aku pergi bersama beberapa orang laki-laki dengan membawa kayu bakar menjumpai orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjama’ah, lalu aku bakar rumah-rumah mereka dengan api.” (HR. Muslim)