Sabtu, 09 Mei 2009

Klasifikasi Nikmat

Kita tidak akan pernah mampu menghitung nikmat Allah, lalu bagaimana cara kita mensyukurinya?

salah satu caranya adalah memanfaatkan nikmat tersebut secara optimal, salah satu modal kita untuk memanfaatkan nikmat Allah secara optimal adalah ilmu pengetahuan yang kita miliki mengenai nikmat tersebut, dan kemampuan kita untuk menentukan prioritas. mengklasifikasikan nikmat berdasarkan derajat nilainya adalah salah satu jalan untuk memudahkan dalam menentukan prioritas.

Bang Imad dalam bukunya, membagi nikmat ini dalam 3 klasifikasi,

yang pertama dan paling rendah adalah nikmat hidup. kenapa nikmat hidup ini dikatakan yang paling rendah? karena nikmat ini dapat kita terima secara cuma-cuma, nikmat ini juga diberikan kepada seluruh mahluknya termasuk hewan dan tumbuhan. selain itu nikmat hidup ini selalu diperlengkapi Allah dengan segala sesuatu yang menunjang untuk kelangsungannya. seperti nafsu dan insting/indera yang merupakan fasilitas untuk dapat bertahan hidup.

yang kedua adalah nikmat kemerdekaan, suatu nikmat yang hanya diberikan kepada manusia, yang bahkan malaikat pun tidak memilikinya. dengan nikmat ini manusia diberi kebebasan untuk memilih, termasuk untuk tidak mematuhi ketentuan dan kehendak Allah, oleh sebab itu kita sebagai manusia pun tidak dibenarkan untuk memaksakan agama kita terhadap orang lain, kita hanya dapat menghimbau.

Allah memperlengkapi nikmat kemerdekaan ini dengan tiga modal yang dapat dikembangkan yaitu akal (rasio,IQ) rasa (emosi, EQ) dan Hati nurani (dhamir, SQ). modal inilah yang akan menentukan seberapa baik kita memanfaatkan nikmat kemerdekaan yang kita miliki. dan adalah suatu pilihan bagi kita untuk mengembangkan hanya sebagian atau semua modal ini.

Nikmat yang ketiga sekaligus yang paling tinggi adalah nikmat Hidayah, nikmat ini hanya diberikan kepada sebagian manusia, dan merupakan hak prerogatif Allah untuk menentukan siapa yang pantas dan berhak mendapatkan nikmat tersebut. dalam surat Al-Qashash ayat 56 "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk (hidayah) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk (hidayah) kepada orang yang dikehendakinya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau(pantas) menerima petunjuk (hidayah)." yang harus kita yakini adalah Allah yang paling tahu siapa yang paling pantas mendapatkan hidayah dan Allah maha adil. jadi jika kita ingin mendapatkan nikmat hidayah, maka usahakanlah diri kita menjadi mahluk yang pantas mendapatkan hidayah.

Tidak ada komentar: