
Tanpa hidayah, manusia tidak akan mampu bertahn hidup di dunia ini…. paling tidak ada 4 macam hidayah yang diberikan pada manusia oleh Allah
1. Hidayatul Wijdan = potensi naluriah yang Allah tanamkan pada manusia untuk dapat mempertahankan kehidupannya. insting/naluri = berupa tindakan-tindakan sederhana yang dilakukan manusia sebagai akibat langsung dari nalurinya dalam meraih suatu kenikmatan atau menghindari suatu penderitaan tertentu. hidayah ini bersifat bawaan dan diperoleh sejak lahir.
contoh= bayi ketika sakit atau lapar akan menangis, padahal tidak ada yang pernah mengajarkan bayi untuk menangis jika ia merasa lapar atau sakit. Kita mencari air ketika meras haus.
2. Hidayatul Hawas wal Masya’ir = kemampuan indrawi untuk menangkap/ menerjemahkan rangsang dari luar diri manusia. tanpa kemampuan ini manusia tidak akan mampu bertahan hidup.
contoh = kemampuan melihat, mendengar, merasakan manis, pahit, dingin, panas dll
kemampuan indrawi ini, walaupun sangat bermanfaat ternyata memiliki kelemahan, ingat fenomena fatamorgana? dari jauh seperti ada air, ketika didekati ternyata tidak ada. fenomena gaung dan gema, seseorang berbicara sekali, tetapi terdengar lebih dari sekali. fenomena garis horizon, apakah bumi itu datar?
3. Hidayatul Aqli = kemampuan berpikir, kemampuan untuk memahami suatu fenomena, memberikan persepsi, kemampuan untuk menginterpresetasikan realita yang tertangkap oleh alat indra. Akal dapat membantu kelemahan indra.
akal lah yang akan menerangkan hal-hal yang tak dapat dijelaskan pleh indra, akal lah yang berdasarkan prinsip-prinsip rasional akan menolak, mempertanyakan, mencari sebab membuat penilaian dan penafsiran terhadap hasil indrawi kita.
pada banyak ayatnya, Allah sering menambahkan Quote "bagi kaum yang berpikir". dengan menggunakan Akal manusia tidak akan tertipu oleh keterbatasan kemampuan indrawi. tetapi tetap saja, Akal pun memiliki keterbatasan.
4. Hidayah Ad-din = hidayah berupa petunjuk-petunjuk ajaran agama. agama memberikan jawaban untuk hal-hal yang tak dapat dijawab hanya dengan pendekatan akal. agama berbicara mengenai hakikat kehidupan, kematian, kebahagiaan dll.
ada dua macam hidayah agama
4a. hidayah dilalah = petunjuk-petunjuk hidup yang terkandung dalam Al-quran dan sunah Rasulullah yang dapat diperoleh melalui proses belajar,berisi petunjuk-petunjuk agama yang mengarahkan manusia kepada jalan yang benar.
hidayah dilalah konteksnya adalah sebuah ilmu, ilmu yang dapat diakses oleh siapapun melalui proses belajar, termasuk oleh orang non-muslim, dapat diinterpresetasikan dengan akal dan alat indra. hidayah dilalah diberikan pada semua umat manusia (muslim maupun non-muslim) yang membuka dirinya dengan mempelajarinya.
4b. hidayah taufik = adalah suatu kekuatan yang Allah berikan pada manusia untuk mengamalkan dengan sungguh-sungguh apa yang telah diketahuinya. hidayah taufik adalah kemauan dan kemampuan untuk mengamalkan hidayah dilalah.
contoh: pengetahuan kita bahwa sholat itu wajib, tata cara sholat, rukun sholat, syarat sah sholat, semua itu adalah hidayah dilalah yang kita dapatkan melalui proses belajar. tapi ketika kita mampu dan mau mengamalkan sholat, itulah hidayah taufik. jika kita tahu sholat itu wajib,tetapi kita tidak melaksanakannya, iyu berarti kita punya hidayah dilalah tetapi tidak punya hidayah taufiq.
hidayah taufiq adalah hak prerogatif Allah, diberikan kepada siapa saja yang dikehendakinya. dalam surat Al-Baqarah ayat272 "bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat hidayah, akan tetapi Allah-lah yang memberi hidayah,……"
lalu apa yang harus kita lakukan? akan kah kita berdiam diri dan hanya menunggu Allah memberikan hidayah itu kepada kita? yakinlah kawan, Allah itu maha adil, Ia tentunya akan memberikan hidayah pada orang yang pantas, Allah tidak akan dzalim kepada hambanya, oleh karena itu berusahalah untuk menjadi orang yang pantas mendapatkan hidayah Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar